Berbahagialah
: inilah kata yang mengawali khotbah Yesus dalam Injil Matius. Dan kata
tersebut merupakan sebuah refren yang Ia ulangi hari ini, seolah-olah untuk
menetapkan dalam hati kita, melebihi apa pun, sebuah pesan penting : jika kamu
bersama Yesus, jika kamu suka mendengarkan sabda-Nya seperti yang dilakukan
para murid pada waktu itu, jika kamu berusaha mengamalkan sabda ini setiap
hari, maka kamu berbahagia. Kamu bukan akan berbahagia, tetapi kamu berbahagia;
inilah kebenaran pertama yang kita ketahui tentang kehidupan Kristiani.
Kehidupan Kristiani bukan sekedar daftar pedoman lahiriah yang harus dipenuhi
atau seperangkat ajaran yang harus diketahui. Kehidupan Kristiani, pertama-tama
dan terutama, bukan hal ini; melainkan pengetahuan bahwa, di dalam Yesus, kita
adalah anak-anak Bapa yang tercinta. Kehidupan Kristiani berarti menghayati
dengan penuh sukacita hal berbahagia ini, ingin menjalani kehidupan sebagai
sebuah kisah kasih, kisah kesetiaan kasih Allah, Ia yang tidak pernah
meninggalkan kita dan berharap selalu bersekutu dengan kita. Inilah alasan kita
untuk bersukacita, sebuah sukacita yang tak dapat diambil dari kita oleh
siapapun di dunia ini dan keadaan sekitar kehidupan kita. Kehidupan Kristiani
adalah sebuah sukacita yang memberikan kedamaian juga di tengah-tengah
penderitaan, sebuah sukacita yang sudah membuat kita ikut serta dalam
kebahagiaan abadi yang menanti kita. Saudara dan saudari terkasih, dalam
sukacita bertemu kalian, inilah kata yang telah saya sampaikan kepada kalian :
berbahagialah!