Kita mungkin heran, mendengarkan Bacaan Pertama pagi ini, dengan antusiasme dan gerakan misioner Santo Paulus. "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Roma 10:15). Kata-kata ini mengilhami kita untuk bersyukur atas karunia iman yang telah kita terima. Mereka juga mengilhami kita untuk merenungkan dengan ketakjuban upaya misioner besar yang - beberapa waktu yang lalu - pertama-pertama membawa sukacita Injil ke tanah Afrika Tengah tercinta ini. Adalah baik, terutama dalam masa-masa kesulitan, pencobaan dan penderitaan, ketika masa depan tidak pasti dan kita merasa lelah dan khawatir, datang bersama-sama di hadapan Tuhan. Datang bersama-sama, seperti yang kita lakukan hari ini, untuk bersukacita di hadapan-Nya dan dalam kehidupan baru serta keselamatan yang Ia tawarkan kepada kita. Karena Ia mengajak kita untuk menyeberang ke pantai lain (bdk. Luk 8:22).
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI KATEDRAL BANGUI, REPUBLIK AFRIKA TENGAH, 29 November 2015
Bacaan Ekaristi : Yer 33:14-16; Mzm 25:4bc-5ab,8-9,10,14; 1Tes 3:12 - 4:2; Luk 21:25-28,34-36
Pada hari Minggu Adven I, masa liturgis pengharapan yang penuh sukacita akan Sang Juru Selamat dan lambang harapan Kristiani, Allah telah membawa saya di sini di antara kalian, di negeri ini, seraya Gereja universal sedang mempersiapkan pembukaan Tahun Yubileum Kerahiman. Saya sangat senang bahwa kunjungan pastoral saya bertepatan dengan pembukaan Tahun Yubileum ini di negara kalian. Dari katedral ini saya menjangkau, dalam pikiran dan hati, dan dengan penuh kasih sayang, seluruh imam, pelaku hidup bakti, dan pekerja pastoral bangsa, yang bersatu secara rohani dengan kita saat ini. Melalui kalian, saya akan menyapa seluruh rakyat Republik Afrika Tengah : orang-orang sakit, orang-orang yang sudah tua, orang-orang yang telah mengalami luka-luka kehidupan. Beberapa dari mereka mungkin putus asa dan lesu, hanya meminta sedekah, sedekah roti, sedekah keadilan, sedekah perhatian dan kebaikan.
Pada hari Minggu Adven I, masa liturgis pengharapan yang penuh sukacita akan Sang Juru Selamat dan lambang harapan Kristiani, Allah telah membawa saya di sini di antara kalian, di negeri ini, seraya Gereja universal sedang mempersiapkan pembukaan Tahun Yubileum Kerahiman. Saya sangat senang bahwa kunjungan pastoral saya bertepatan dengan pembukaan Tahun Yubileum ini di negara kalian. Dari katedral ini saya menjangkau, dalam pikiran dan hati, dan dengan penuh kasih sayang, seluruh imam, pelaku hidup bakti, dan pekerja pastoral bangsa, yang bersatu secara rohani dengan kita saat ini. Melalui kalian, saya akan menyapa seluruh rakyat Republik Afrika Tengah : orang-orang sakit, orang-orang yang sudah tua, orang-orang yang telah mengalami luka-luka kehidupan. Beberapa dari mereka mungkin putus asa dan lesu, hanya meminta sedekah, sedekah roti, sedekah keadilan, sedekah perhatian dan kebaikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI MAKAM PARA MARTIR UGANDA DI NAMUGONGO, UGANDA 28 November 2015
Pada hari Sabtu pagi, 28 November 2015, Paus Fransiskus merayakan Misa Kudus di Pemakaman National Para Martir Uganda di Namugongo. Makam tersebut dibangun untuk memperingati kemartiran 22 orang muda Katolik selama penganiayaan anti-Kristen yang berlangsung di bawah pemerintahan Raja Mwanga II, Raja Buganda. Berikut adalah homili yang disampaikan Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.
*******
*******
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 26 November 2015 DI KAMPUS UNIVERSITAS NAIROBI, KENYA
Sabda Allah mengatakan kepada kita di dalam kedalaman hati kita. Hari ini Allah mengatakan kepada kita bahwa kita milik-Nya. Ia menjadikan kita, kita adalah keluarga-Nya, dan Ia akan selalu berada di sana demi kita. "Jangan takut", Ia berkata kepada kita, "Aku telah memilih engkau dan Aku berjanji untuk memberi engkau berkat-Ku" (bdk. Yes 44:2).
Kita mendengar janji ini dalam Bacaan Pertama hari ini. Tuhan mengatakan kepada kita bahwa di padang gurun Ia akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus; Ia akan menyebabkan anak-anak umat-Nya tumbuh seperti rumput dan pohon-pohon gandarusa. Kita tahu bahwa nubuat ini tergenapi dalam pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Tetapi kita juga melihatnya tergenapi dimana pun Injil diberitakan dan bangsa-bangsa baru menjadi anggota-anggota keluarga Allah, Gereja. Hari ini kita bersukacita karena itu tergenapi di negeri ini. Melalui pemberitaan Injil, kalian juga menjadi bagian keluarga besar Kristiani.
Kita mendengar janji ini dalam Bacaan Pertama hari ini. Tuhan mengatakan kepada kita bahwa di padang gurun Ia akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus; Ia akan menyebabkan anak-anak umat-Nya tumbuh seperti rumput dan pohon-pohon gandarusa. Kita tahu bahwa nubuat ini tergenapi dalam pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Tetapi kita juga melihatnya tergenapi dimana pun Injil diberitakan dan bangsa-bangsa baru menjadi anggota-anggota keluarga Allah, Gereja. Hari ini kita bersukacita karena itu tergenapi di negeri ini. Melalui pemberitaan Injil, kalian juga menjadi bagian keluarga besar Kristiani.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 November 2015 : PARA JANDA ADALAH GAMBARAN GEREJA YANG BERUSAHA TETAP SETIA
Bacaan Ekaristi : Dan 1:1-6,8-20; Luk 21:1-4.
"Satu-satunya harta" Gereja adalah Kristus, karena ia beresiko menjadi "suam-suam kuku, biasa-biasa saja dan pada umumnya" jika ia menempatkan keamanannya "dalam kenyataan-kenyataan lain". Maka, dengan sebuah panggilan untuk mengulangi "Datanglah Tuhan Yesus", Paus Fransiskus merayakan Misa harian Senin pagi 23 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
"Satu-satunya harta" Gereja adalah Kristus, karena ia beresiko menjadi "suam-suam kuku, biasa-biasa saja dan pada umumnya" jika ia menempatkan keamanannya "dalam kenyataan-kenyataan lain". Maka, dengan sebuah panggilan untuk mengulangi "Datanglah Tuhan Yesus", Paus Fransiskus merayakan Misa harian Senin pagi 23 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 20 November 2015 : GEREJA SEHARUSNYA TIDAK MEMUJA "SOGOKAN SUCI"
Bacaan Ekaristi : 1Mak 4:36-37,52-59; Luk 19:45-48
Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja seharusnya tidak terobsesi oleh uang atau kekuasaan, atau memuja "sogokan suci". Sebaliknya kekuatan dan sukacitanya seharusnya berasal dari kata-kata Kristus. Beliau mengatakan hal itu dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 20 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja seharusnya tidak terobsesi oleh uang atau kekuasaan, atau memuja "sogokan suci". Sebaliknya kekuatan dan sukacitanya seharusnya berasal dari kata-kata Kristus. Beliau mengatakan hal itu dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 20 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 November 2015 : HARI INI JUGA YESUS MENANGIS KARENA KITA TELAH MEMILIH JALAN PERANG
Bacaan Ekaristi : 1Mak 2:15-28; Luk 19:41-44
Sama seperti Yesus menangisi Yerusalem, hari ini juga Ia menangisi seluruh dunia, karena kita telah memilih jalan perang, dan tidak mengerti perdamaian. Ini adalah pesan Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 19 November 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan.
Yesus mendekati Yerusalem, dan melihat kota tersebut di atas bukit dari kejauhan, menangis, dan berkata, "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu". Paus Fransiskus mengulangi kata-kata Tuhan kita kepada Kota Suci, dan kemudian menambahkan : "Hari ini Yesus menangis juga : karena kita telah memilih jalan perang, jalan kebencian, jalan permusuhan. Kita dekat dengan Natal : akan ada lampu-lampu, akan ada pesta-pesta, pohon-pohon terang, bahkan pemandangan Kelahiran - semua mengenakan - sementara dunia terus berperang. Dunia belum mengerti jalan perdamaian".
Sama seperti Yesus menangisi Yerusalem, hari ini juga Ia menangisi seluruh dunia, karena kita telah memilih jalan perang, dan tidak mengerti perdamaian. Ini adalah pesan Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi, 19 November 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan.
Yesus mendekati Yerusalem, dan melihat kota tersebut di atas bukit dari kejauhan, menangis, dan berkata, "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu". Paus Fransiskus mengulangi kata-kata Tuhan kita kepada Kota Suci, dan kemudian menambahkan : "Hari ini Yesus menangis juga : karena kita telah memilih jalan perang, jalan kebencian, jalan permusuhan. Kita dekat dengan Natal : akan ada lampu-lampu, akan ada pesta-pesta, pohon-pohon terang, bahkan pemandangan Kelahiran - semua mengenakan - sementara dunia terus berperang. Dunia belum mengerti jalan perdamaian".
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 17 November 2015 : TANPA KOMPROMI
Bacaan Ekaristi : 2 Mak 6:18-31; Mzm 3:2-7; Luk 19:1-10
Janganlah kita diperlemah oleh semangat duniawi tetapi hidupilah kehidupan Kristiani dengan saling bertalian, tanpa menyerah atau berkompromi. Itulah kata-kata Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 17 November 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengikuti jalan yang dengannya "Gereja" dalam hari-hari ini "mempersiapkan kita untuk akhir tahun liturgi", Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana kita harus bersikap dalam menghadapi penganiayaan. Dalam melakukannya, beliau kembali ke garis pemikiran yang telah beliau mulai hari sebelumnya ketika beliau merenungkan tentang keduniawian, kemurtadan dan penganiayaan.
Janganlah kita diperlemah oleh semangat duniawi tetapi hidupilah kehidupan Kristiani dengan saling bertalian, tanpa menyerah atau berkompromi. Itulah kata-kata Paus Fransiskus yang disampaikannya dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 17 November 2015, di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengikuti jalan yang dengannya "Gereja" dalam hari-hari ini "mempersiapkan kita untuk akhir tahun liturgi", Paus Fransiskus berbicara tentang bagaimana kita harus bersikap dalam menghadapi penganiayaan. Dalam melakukannya, beliau kembali ke garis pemikiran yang telah beliau mulai hari sebelumnya ketika beliau merenungkan tentang keduniawian, kemurtadan dan penganiayaan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 November 2015 : KITA TIDAK MENGAJUKAN JATIDIRI KRISTIANI KITA UNTUK DILELANG
Bacaan Ekaristi : 1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64; Luk 18:35-43
Pemikiran tunggal, humanisme yang mengambil alih tempat Yesus, menghancurkan jatidiri Kristiani. Kita tidak mengajukan kartu jatidiri tersebut untuk dilelang. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 16 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Pemikiran tunggal, humanisme yang mengambil alih tempat Yesus, menghancurkan jatidiri Kristiani. Kita tidak mengajukan kartu jatidiri tersebut untuk dilelang. Itulah kata-kata Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 16 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 13 November 2015 : KEMULIAAN TERBESAR ADALAH ALLAH, SEMUA YANG LAIN MEMUDAR
Bacaan Ekaristi : Keb 13:1-9; Luk 17:26-37
Paus Fransiskus mengatakan Allah adalah kemuliaan terbesar dan memperingatkan orang-orang percaya terhadap godaan untuk mendewakan hal-hal duniawi dan bahkan mengidolakan kebiasaan-kebiasaan kita. Sebaliknya, beliau mengatakan, kita harus memandang melampaui luar hal-hal ini Yang Transenden, Allah Sang Pencipta, yang kemuliaannya tidak pernah memudar. Itulah pokok homili Paus Fransiskus yang disampaikannya pada Misa harian Jumat pagi 13 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus Fransiskus mengatakan Allah adalah kemuliaan terbesar dan memperingatkan orang-orang percaya terhadap godaan untuk mendewakan hal-hal duniawi dan bahkan mengidolakan kebiasaan-kebiasaan kita. Sebaliknya, beliau mengatakan, kita harus memandang melampaui luar hal-hal ini Yang Transenden, Allah Sang Pencipta, yang kemuliaannya tidak pernah memudar. Itulah pokok homili Paus Fransiskus yang disampaikannya pada Misa harian Jumat pagi 13 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI FIORENTINA, ITALIA, 10 November 2015 : HUMANISME BARU DI DALAM YESUS
Pada Injil hari ini Yesus mengajukan kepada murid-murid-Nya dua pertanyaan. Pertanyaan pertama : "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (Mat 16:13). Sebuah pertanyaan yang menunjukkan betapa banyak hati dan pandangan Yesus terbuka bagi semua orang. Yesus ingin tahu apa yang dipikirkan orang-orang, bukan untuk menyenangkannya, melainkan untuk berkomunikasi dengan mereka. Tanpa mengetahui apa yang dipikirkan orang-orang, seorang murid terasing dan mulai menghakimi orang-orang menurut pikirannya sendiri dan keyakinannya sendiri. Satu-satunya cara yang dapat membantu, membentuk dan berkomunikasi dengan mereka adalah mempertahankan kontak yang sehat dengan kenyataan, dengan apa yang dihayati orang-orang, dengan air mata mereka dan sukacita mereka. Satu-satunya cara untuk berbicara kepada hati orang-orang, menyentuh pengalaman sehari-hari mereka: pekerjaan, keluarga, masalah-masalah kesehatan, lalu lintas, sekolah, pelayanan kesehatan. Satu-satunya cara membuka hati mereka untuk mendengarkan Allah. Pada kenyataannya, ketika Allah ingin berbicara dengan kita Ia menjelmakan diri-Nya. Murid-murid Yesus tidak boleh lupa dari mana mereka dipilih, yaitu, dari antara orang-orang, dan mereka tidak boleh pernah jatuh ke dalam godaan menganggap sikap terpisah, seolah-olah apa yang dipikirkan dan dihayati orang-orang tidak menyangkut mereka dan tidak penting bagi mereka.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA TAHBISAN USKUP AUKSILER KEUSKUPAN ROMA 9 November 2015
Paus Fransiskus merayakan Misa di Basilika Santo Yohanes Lateran, Gereja Katedral Keuskupan Roma yang dikenal sebagau ibu dan kepala dari Gereja-gereja Roma dan Gereja-gereja di seluruh dunia, pada hari Senin sore, 9 Desember 2015 bertepatan dengan Pesta Pemberkatan Basilika Lateran. Dalam Misa tersebut Pays Fransiskus mentahbiskan Pastor Angelo De Donatis menjadi Uskup Auksiler Keuskupan Roma. Pastor De Donatis, yang diangkat menjadi uskup pada tanggal 14 September 2015, sebelumnya adalah Pastor Paroki Santo Markus Penginjil di Roma.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 6 November 2015 : GEREJA DIPANGGIL UNTUK MELAYANI, BUKAN UNTUK DILAYANI
Bacaan Ekaristi : Rm 15:14-21; Luk 16:1-8
Gereja dipanggil untuk melayani, bukan semata-mata berkaitan dengan urusan bisnis; dan bahwa para uskup dan para imam harus mengatasi godaan menjalani "kehidupan ganda". Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 6 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau memperingatkan, juga, tentang "para pencari kedudukan", mereka yang melekat pada uang.
Gereja dipanggil untuk melayani, bukan semata-mata berkaitan dengan urusan bisnis; dan bahwa para uskup dan para imam harus mengatasi godaan menjalani "kehidupan ganda". Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Jumat pagi 6 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau memperingatkan, juga, tentang "para pencari kedudukan", mereka yang melekat pada uang.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 November 2015 : ORANG KRISTEN MENYERTAKAN, ORANG FARISI MENGUCILKAN
Bacaan Ekaristi : Rm 14:7-12; Luk 15:1-10
Orang Kristen menyertakan, ia tidak menutup pintu terhadap siapa pun, bahkan jika hal ini memancing perlawanan. Orang yang mengucilkan, karena ia mempercayai dirinya lebih baik, melahirkan perseteruan dan perpecahan, dan tidak mempertimbangkan fakta bahwa "kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah". Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 5 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Orang Kristen menyertakan, ia tidak menutup pintu terhadap siapa pun, bahkan jika hal ini memancing perlawanan. Orang yang mengucilkan, karena ia mempercayai dirinya lebih baik, melahirkan perseteruan dan perpecahan, dan tidak mempertimbangkan fakta bahwa "kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah". Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi 5 November 2015 di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS PADA MISA UNTUK PARA KARDINAL DAN PARA USKUP YANG MENINGGAL SETAHUN TERAKHIR 3 November 2015 : JIKA ANDA TIDAK MELAYANI, UNTUK APAKAH ANDA HIDUP?
Hari ini kita mengenang saudara kita para kardinal dan para uskup meninggal setahun terakhir. Di bumi ini mereka mencintai Gereja, mempelai mereka, dan kita berdoa agar mereka bisa menikmati sukacita penuh di dalam Allah dalam Persekutuan Para Kudus.
Kita juga memikirkan kembali dengan rasa syukur panggilan para pelayan suci ini : sebagaimana ditunjukkan kata tersebut, terutama adalah melayani. Seraya kita meminta kepada mereka pahala yang dijanjikan bagi "para hamba yang baik dan setia" (bdk. Mat 25:14-30), kita dipanggil memperbaharui pilihan untuk melayani dalam Gereja. Tuhan meminta hal ini dari kita, yang, seperti seorang hamba, membasuh kaki murid-murid-Nya yang paling dekat, sehingga kita juga sudi melakukan seperti yang Ia lakukan (bdk. Yoh 13:14-15). Allah adalah yang pertama melayani kita. Pelayan Yesus, yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani (bdk. Mrk 10:45), tidak bisa tidak pada gilirannya seorang gembala harus siap untuk memberikan hidupnya bagi domba-dombanya. Orang yang melayani dan memberi, tampaknya menjadi pecundang di mata dunia. Pada kenyataannya, dengan kehilangan hidupnya ia menemukannya lagi. Karena kehidupan yang tidak memanjakan dirinya sendiri, kehilangan dirinya dalam cinta, meniru Kristus, mengatasi kematian dan memberi kehidupan kepada dunia. Orang yang melayani, selamat. Sebaliknya, orang yang tidak hidup untuk melayani, tidak ada gunanya untuk hidup.
Kita juga memikirkan kembali dengan rasa syukur panggilan para pelayan suci ini : sebagaimana ditunjukkan kata tersebut, terutama adalah melayani. Seraya kita meminta kepada mereka pahala yang dijanjikan bagi "para hamba yang baik dan setia" (bdk. Mat 25:14-30), kita dipanggil memperbaharui pilihan untuk melayani dalam Gereja. Tuhan meminta hal ini dari kita, yang, seperti seorang hamba, membasuh kaki murid-murid-Nya yang paling dekat, sehingga kita juga sudi melakukan seperti yang Ia lakukan (bdk. Yoh 13:14-15). Allah adalah yang pertama melayani kita. Pelayan Yesus, yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani (bdk. Mrk 10:45), tidak bisa tidak pada gilirannya seorang gembala harus siap untuk memberikan hidupnya bagi domba-dombanya. Orang yang melayani dan memberi, tampaknya menjadi pecundang di mata dunia. Pada kenyataannya, dengan kehilangan hidupnya ia menemukannya lagi. Karena kehidupan yang tidak memanjakan dirinya sendiri, kehilangan dirinya dalam cinta, meniru Kristus, mengatasi kematian dan memberi kehidupan kepada dunia. Orang yang melayani, selamat. Sebaliknya, orang yang tidak hidup untuk melayani, tidak ada gunanya untuk hidup.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 1 November 2015 DI PEKUBURAN VERANO, ROMA : AIR MATA ADALAH PINTU GERBANG MENUJU KELEMBUTAN
Bacaan Ekaristi : Why 7:2-4,9-14; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a
Pada hari Minggu, 1 November 2015 pukul 16.00 waktu Roma, Paus Fransiskus merayakan Misa Kudus di pintu masuk Pekuburan Verano, Roma, yang diikuti dengan doa untuk orang yang telah meninggal dan memberkati makam. Bapa Suci berkonselebrasi dengan Vikaris Jendral Keuskupan Roma, Agostino Kardinal Vallini; Uskup Agung Filippo Iannone, Wakil Manager Keuskupan Roma; dan pastor paroki Santo Laurensius di luar tembok, Pastor Armando Ambrosi.
Berikut adalah homili lengkap Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.
* * *
Pada hari Minggu, 1 November 2015 pukul 16.00 waktu Roma, Paus Fransiskus merayakan Misa Kudus di pintu masuk Pekuburan Verano, Roma, yang diikuti dengan doa untuk orang yang telah meninggal dan memberkati makam. Bapa Suci berkonselebrasi dengan Vikaris Jendral Keuskupan Roma, Agostino Kardinal Vallini; Uskup Agung Filippo Iannone, Wakil Manager Keuskupan Roma; dan pastor paroki Santo Laurensius di luar tembok, Pastor Armando Ambrosi.
Berikut adalah homili lengkap Paus Fransiskus dalam Misa tersebut.
* * *
Subscribe to:
Posts (Atom)