Kita mendengar apa yang dikatakan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum kenaikan-Nya : "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Mat 28:18) - kuasa Yesus, kekuatan Allah. Tema ini berjalan melalui Bacaan-bacaan hari ini : dalam Bacaan Pertama Yesus mengatakan bahwa para murid "tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya", tetapi Ia menjanjikan mereka "kuasa Roh Kudus" (Kis 1:7-8). Dalam Bacaan Kedua, Santo Paulus berbicara tentang "betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya" (Ef 1:19). Tetapi dalam apakah hal ini mungkin terkandung, kuasa Allah ini?
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 30 Mei 2017 : PARA GEMBALA BUKANLAH PUSAT GEREJA
Gembala sejati tahu bagaimana mengundurkan diri dari Gerejanya, karena ia tahu bahwa ia tidak berada di pusat sejarah, tetapi merupakan orang merdeka yang telah melayani tanpa kompromi dan tanpa menguasai umatnya. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 30 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. "Seorang gembala harus siap mengundurkan diri sepenuhnya dari gerejanya, ketimbang meninggalkannya dalam arti sebagian", kata Paus Fransiskus.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 29 Mei 2017 : BIARKANLAH DIRIMU TERGANGGU OLEH ROH KUDUS
Paus Fransiskus mendesak umat kristiani untuk melibatkan Roh Kudus, dan membuka hati mereka kepada Roh Kudus sebelum mengambil keputusan-keputusan penting. Beliau menjelaskan bahwa Roh Kuduslah, yang menggerakkan hati kita, mengilhami kita dan melecut perasaan. Itulah hal yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi, 29 Mei 2017, di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA HARIAN 26 Mei 2017 : MENATAP KE SURGA DENGAN KAKI TETAP BERPIJAK DI BUMI
Tempat Kristen adalah di dunia ini, untuk mewartakan Yesus; namun tatapannya beralih ke surga untuk dipersatukan dengan-Nya : itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 26 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Kitab Suci, Paus Fransiskus mengatakan, memberi kita tiga kata, tiga titik acuan untuk perjalanan kristiani. Kata pertama adalah "kenangan". Yesus yang bangkit menyuruh murid-murid-Nya pergi mendahului-Nya ke Galilea, dan inilah perjumpaan pertama dengan Tuhan. Kita masing-masing "memiliki 'Galileanya sendiri", di mana Yesus memperlihatkan diri-Nya untuk pertama kalinya, di mana kita telah mengenal-Nya dan telah memiliki "sukacita ini, antusiasme untuk mengikut-Nya ini". Agar "menjadi orang kristiani yang baik perlu untuk selalu memiliki ingatan akan perjumpaan pertama dengan Yesus ini, atau akan perjumpaan-perjumpaan berikutnya. "Rahmat ingatan"-lah yang dalam "dalam saat pencobaan memberi saya kepastian".
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 23 Mei 2017 : ROH JAHAT LEBIH MENYUKAI GEREJA YANG NYAMAN, TENANG-TENANG, SUAM-SUAM KUKU DAN MIRIP BISNIS
Bacaan Ekaristi : Kis 16:16-34; Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8; Yoh 16:5-11
Pada ulang tahun kedua beatifikasi Uskup Agung Oscar Romero, yang terbunuh pada tahun 1980 oleh pasukan militer yang terkait dengan rezim di San Salvador saat ia membela orang-orang miskin, Paus Fransiskus mengingat semangat kerohanian Uskup Romero dan semangat untuk mendapatkan keadilan seraya memperingatkan umat beriman terhadap Gereja yang 'suam-suam kuku'. Itulah yan disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 23 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA DI PAROKI SANTO PETRUS DAMIANUS, ACILIA (ITALIA) 21 Mei 2017
Kita telah mendengar bagaimana Yesus mengucapkan selamat tinggal kepada para pengikut-Nya pada Perjamuan Terakhir, dan meminta mereka untuk mematuhi perintah-perintah, serta berjanji bahwa Ia akan mengutus Roh Kudus kepada mereka : "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran" (Yoh 14:16-17). Serta Roh Kudus ada di dalam diri kita - di dalam diri kita masing-masing - dan kita telah menerima-Nya dalam Baptisan : kita telah menerima-Nya dari Yesus dan dari Bapa. Di bagian lain [Perjanjian Baru], Rasul Paulus mengatakan kepada kita untuk melindungi Roh Kudus, dan menambahkan : "Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus" (Ef 4:30), seolah-olah mengatakan : "Sadarlah bahwa kamu memiliki Allah sendiri di dalam dirimu, Allah tersebut yang menyertai kamu, yang memberitahu kamu apa yang harus kamu lakukan dan bagaimana kamu harus melakukannya; Ia yang menolong kamu untuk tidak membuat kesalahan, yang menolong kamu untuk tidak tergelincir ke dalam pencobaan; Sang Pengacara : Ia yang membela kamu melawan si jahat". Dan Roh ini adalah apa yang dikatakan Petrus, dalam Surat Kedua, akan membantu kita "menghormati Kristus" di dalam hati kita (bdk. 1 Ptr 3:15). Dan bagaimana? Dengan doa penyembahan dan dengan membiarkan ilham Roh Kudus muncul. Dialah yang mengatakan kepada kita, "Ini baik, ini tidak baik, inilah jalan yang salah, inilah jalan yang benar ...": Ia membawa kita ke depan. Dan ketika orang-orang meminta penjelasan, tentang mengapa kita orang-orang kristiani sama seperti diri kita yang sesungguhnya, Petrus berkata : "Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu" (bdk. 1 Ptr 3:15). Dan bagaimana kamu harus melakukan hal ini? Petrus melanjutkan, "Tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat" (ayat 15). Dan di sini saya ingin berhenti sejenak.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 22 Mei 2017 : ROH KUDUS TIDAK DAPAT MEMASUKI HATI YANG TERTUTUP
Hanya Roh Kudus yang dapat mengajar kita untuk mengatakan : "Yesus adalah Tuhan". Itulah fokus permenungan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 22 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Bapa Suci menekankan bahwa kita harus membuka hati kita untuk mendengarkan Roh Kudus, dan dengan demikian dapat memberi kesaksian bagi Kristus.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 19 Mei 2017 : KETIKA AJARAN SEJATI MEMPERSATUKAN; IDEOLOGI MEMECAH BELAH
Ajaran sejati mempersatukan; ideologi memecah belah. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi 19 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus Fransiskus mendasarkan permenungannya pada apa yang disebut Konsili Yerusalem yang, sekitar tahun 49 M, memutuskan bahwa orang-orang kafir yang bertobat menjadi orang-orang Kristen tidak harus disunat.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 18 Mei 2017 : KITA HARUS MEMOHONKAN KEPADA TUHAN KARUNIA KASIH DAN SUKACITA
Bacaan Ekaristi : Kis. 15:7-21; Mzm. 96:1-2a,2b-3,10; Yoh. 15:9-11.
Paus Fransiskus mengingatkan umat bahwa kasih Yesus tidak terbatas dan sejati, tidak seperti nafsu duniawi yang mencari kekuasaan dan kesia-siaan. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 18 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau menunjukkan bahwa perutusan kristiani adalah untuk memberikan sukacita dan bahwa kasih Allah adalah inti kehidupan kristiani yang sesungguhnya.
Paus Fransiskus mengingatkan umat bahwa kasih Yesus tidak terbatas dan sejati, tidak seperti nafsu duniawi yang mencari kekuasaan dan kesia-siaan. Itulah yang disampaikan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 18 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau menunjukkan bahwa perutusan kristiani adalah untuk memberikan sukacita dan bahwa kasih Allah adalah inti kehidupan kristiani yang sesungguhnya.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 16 Mei 2017 : DAMAI SEJAHTERA YESUS ADALAH NYATA DAN BUKANLAH DAMAI SEJAHTERA DUNIA YANG MEMBIUS
Damai sejahtera sejati bukanlah buatan manusia melainkan karunia Roh Kudus. "Damai sejahtera tanpa salib bukanlah damai sejahtera Yesus" karena hanya Tuhanlah yang dapat memberi kita damai sejahtera di tengah-tengah kesukaran-kesukaran besar. Inilah pesan utama Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi, 16 Mei 2017, di kapel Casa Santa Marta, Vatikan.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI JACINTA MARTO DAN FRANSISCO MARTO DI BASILIKA BUNDA MARIA ROSARIO FATIMA, PORTUGAL : 13 Mei 2017
Bacaan Ekaristi : Why 12:1-6; Rm 5:12-20; Yoh 19:16b-27
"[Maka] tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari". Demikianlah pelihat Patmos mengatakan kepada kita dalam Kitab Wahyu (12:1), dan menambahkan bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian, di dalam Injil, kita mendengar Yesus berkata kepada para murid-Nya, "Inilah ibumu" (Yoh 19:27). Kita mempunyai seorang ibu! "Bunda yang sangat cantik", seperti yang dikatakan para pelihat Fatima satu sama lain saat mereka kembali ke rumah pada hari yang penuh berkat itu 13 Mei seratus tahun yang lalu. Sore itu, Jacinta tidak dapat menahan diri dan menceritakan rahasia tersebut kepada ibunya : "Hari ini aku melihat Bunda Maria". Mereka telah melihat Bunda Surgawi. Banyak orang lainnya berusaha untuk membagikan penglihatan itu, tetapi ... mereka tidak melihatnya. Bunda Perawan tidak datang ke sini sehingga kita bisa melihatnya. Kita akan memiliki seluruh keabadian karena itu, asalkan, tentu saja, bahwa kita pergi ke surga.
"[Maka] tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari". Demikianlah pelihat Patmos mengatakan kepada kita dalam Kitab Wahyu (12:1), dan menambahkan bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki. Kemudian, di dalam Injil, kita mendengar Yesus berkata kepada para murid-Nya, "Inilah ibumu" (Yoh 19:27). Kita mempunyai seorang ibu! "Bunda yang sangat cantik", seperti yang dikatakan para pelihat Fatima satu sama lain saat mereka kembali ke rumah pada hari yang penuh berkat itu 13 Mei seratus tahun yang lalu. Sore itu, Jacinta tidak dapat menahan diri dan menceritakan rahasia tersebut kepada ibunya : "Hari ini aku melihat Bunda Maria". Mereka telah melihat Bunda Surgawi. Banyak orang lainnya berusaha untuk membagikan penglihatan itu, tetapi ... mereka tidak melihatnya. Bunda Perawan tidak datang ke sini sehingga kita bisa melihatnya. Kita akan memiliki seluruh keabadian karena itu, asalkan, tentu saja, bahwa kita pergi ke surga.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 11 Mei 2017 : ORANG-ORANG KRISTIANI SELALU SEDANG DALAM PERJALANAN MEREKA UNTUK BERTEMU TUHAN
Bacaan Ekaristi : Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20
Dalam homilinya pada Misa harian Kamis pagi 11 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kehidupan setiap orang kristIani adalah sebuah perjalanan dan sebuah proses yang selamanya untuk memperdalam iman. Paus Fransiskus merenungkan Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 13:13-25) yang di dalamnya Santo Paulus menceritakan tentang keselamatan yang menuntun kepada Yesus.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 9 Mei 2017 : MARILAH KITA MENERIMA ROH KUDUS DENGAN KETAATAN
"Marilah kita menerima Roh Kudus dengan ketaatan!" Inilah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 9 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Dalam misa tersebut, ikut serta para biarawati yang bekerja di Casa Santa Marta. Mereka merayakan pesta pendiri mereka, Santa Luisa de Marillac.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 8 Mei 2017 : ALLAH SELALU MENGEJUTKAN KITA KARENA IA MENGASIHI DAN MENYERTAI KITA
Bacaan Ekaristi : Kis. 11:1-18; Mzm. 42:2-3;43:3,4; Yoh. 10:11-18
Waspadalah terhadap dosa menolak Roh Kudus dan selalu terbukalah terhadap kejutan-kejutan Allah. Inilah seruan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Senin pagi 8 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengulas perikop dari Kisah Para Rasul yang menceritakan Santo Petrus berdebat dengan jemaat kristiani perdana mengenai keterbukaan terhadap orang-orang kafir yang bergabung dengan Gereja. Beliau menekankan bahwa Roh Kudus selalu menggerakkan Gereja dan jemaat kristiani.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 5 Mei 2017 : JANGANLAH MENJADI ORANG KRISTIANI YANG KAKU; IKUTILAH JALAN KELEMAHLEMBUTAN YESUS
Bacaan Ekaristi : Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59.
Bahkan sekarang ada orang-orang dalam Gereja yang menggunakan kekakuan untuk menutupi dosa-dosa mereka sendiri. Itulah peringatan yang disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Jumat pagi di Casa Santa Marta, Vatikan. Mengulas Bacaan Pertama liturgi hari itu (Kis 9:1-20), Paus Fransiskus berfokus pada sosok Santo Paulus yang, dari seorang penganiaya yang kaku, menjadi pewarta Injil yang lemah lembut dan sabar.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 4 Mei 2017 : BERANGKATLAH DAN DENGARKANLAH
Gereja seharusnya berdiri dan berada dalam perjalanan, mendengarkan kegelisahan umat, dan selalu dengan sukacita. Itulah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Kamis pagi di Casa Santa Marta, Vatikan.
Dalam delapan bab pertama Kisah Para Rasul, Paus Fransiskus mengatakan, "ada sebuah rangkuman keseluruhan sejarah Gereja" : pewartaan, baptisan, pertobatan, mukjizat, penganiayaan, sukacita, tetapi juga dosa buruk orang-orang yang menggabungkan diri mereka kepada Gereja demi tujuan mereka sendiri, "para penderma Gereja yang pada akhirnya menipu Gereja", seperti Ananias dan Safira. Bapa Suci memulai homilinya dengan permenungan ini, kemudian beralih membahas bacaan-bacaan liturgi hari itu. Beliau pertama-tama menekankan bahwa Tuhan sejak semula menyertai murid-murid-Nya, memastikan Sang Sabda dengan tanda-tanda ajaib. Ia tidak pernah meninggalkan mereka sendirian, bahkan pada saat-saat terburuk sekalipun.
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA 2 Mei 2017 : ALLAH MELEMBUTKAN ORANG YANG KERAS HATI
"Tuhan melembutkan orang-orang yang keras hati, orang-orang yang mengutuk semua orang yang berada di luar hukum Taurat". Inilah pesan Paus Fransiskus dalam homilinya pada Misa harian Selasa pagi 2 Mei 2017 di Casa Santa Marta, Vatikan. Beliau mengatakan bahwa orang-orang yang keras hati tidak memahami kelembutan Allah dan kemampuannya untuk mengenyahkan hati batu dan menggantinya dengan hati daging.
Subscribe to:
Posts (Atom)