Bacaan
Ekaristi : Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; Gal. 5:16-25; Yoh.
15:26-27;16:12-15.
Dalam
Bacaan Pertama liturgi hari ini (Kis 2:1-11), kedatangan Roh Kudus pada hari
Pentakosta diibaratkan dengan “tiupan angin keras” (ayat 2). Apa yang dikatakan
gambaran ini kepada kita? Gambaran tersebut membuat kita memikirkan daya yang
kuat yang bukan merupakan tujuan itu sendiri, tetapi mengakibatkan perubahan.
Angin, pada kenyataannya, membawa perubahan: kehangatan ketika udara dingin,
kesejukan ketika udara panas, hujan ketika tanah kering kerontang ... inilah
sebabnya angin membawa perubahan. Roh Kudus, pada tingkatan yang sangat
berbeda, melakukan hal yang sama. Ia adalah daya ilahi yang mengubah dunia.
Sekuensia mengingatkan kita akan hal ini : Roh Kudus “pemberi anugerah,
penyejuk yang lembut; pelipur yang sendu". Maka kita memohon kepada-Nya :
"Pulihkanlah luka-luka kami, perbaharuilah daya kami; pada kekeringan kami
curahkanlah embun-Mu; enyahkanlah noda rasa bersalah”. Roh Kudus memasuki
situasi dan mengubahnya. Ia mengubah hati dan Ia mengubah situasi.